Langsung ke konten utama

Postingan

Elegi Rinaldo - Bernard Batubara

ele·gi /élégi/ nomina (Kata Benda) syair atau nyanyian yg mengandung ratapan dan ungkapan dukacita (khususnya pd peristiwa kematian) Aldo, lelaki 27 tahun yang menyimpan elegi dalam hatinya. kematian dua orang yang dicintainya membuat rasa kehilangan menjadi momok yang menghantui hidupnya. Dua tahun sudah Aldo menghindari segala bentuk hubungan yang melibatkan perasaan semata hanya karena tidak ingin lagi merasakan kehilangan. Aldo kerap kali cuek terhadap hubungan apapun yang dijalaninya, membiarkan hubungan itu berjalan lalu meninggalkan begitu saja, tanpa perduli perasaan orang lain yang terlibat di dalamnya. Pertemuannya dengan Jenny, pembuat roti di caffee yang menyewa jasanya sebagai food photograper membuatnya lagi-lagi terlibat pada sebuah hubungan tanpa status. Namun pertemuannya dengan Jenny juga menyadarkan Aldo akan perihal kesepian. Konflik yang diangkat dalam cerita Elegi Rinaldo cukup akrab terjadi di sekitar saya, bahkan saya pun pernah mengalaminya
Postingan terbaru

Kepastian

Kau tahu, perempuan itu makhluk kepastian. Kepastain dalam segala hal. Kepastian warna lipstick baru mereka benar-benar pas, kepastian diskon baju merk yang mereka inginkan, kepastian kekasihnya menjemput pukul sekian, kepastian tujuan jalan, kepastian perasaan dan tentu kepastian sebuah hubungan. Sedangkan lelaki jarang berpikir demikian. mereka tentu saja ingin memberikan berbagai kepastian yang baik-baik pada wanitanya. tetapi hei, mereka membutuhkan waktu untuk segala kepastian yang kadang mereka sendiri tidak yakini. Dan jatuh cinta, bukan hanya perkara "kamu mau nggak jadi pacarku?". Lebih dari itu, kedewasaan akan membuat kita bersabar. status tanpa komitmen adalah bulshit. dan komitmen bukan hal yang pantas untuk dipermainkan. Dan jatuh cinta, tidak membuatmu abai terhadap masa lalunya. karena cinta adalah lubang yang membuatmu ingin sekali melihat keseluruhan tentang hidupnya ; lingkungannya, kesehariannya, kesukaannya, ketidaksukaannya, cita-citanya, dan ju

Imlek 2017 dan Catatan Rindu

Siapa dirimu Yang berani merusak tidur dan selera makanku Kau tak lebih dari seorang pemuda pengganggu Tapi aku bersyukur kita telah bertemu Karena kepadamu aku bisa merasa  Rindu -Andrea Hirata- Dua hari lalu Imlek 2017 menyambut tahun baru ayam api. aku tidak begitu paham perkara peruntungan. catatan ini aku tulis setelah kuingat, aku berada di tempat yang sama saat imlek 2016 : Stasiun kereta api. Siang hari, azan dhuhur baru selesai berkumandang. Aku baru tiba di rumah indekos seorang teman. Aku akan mengantarkannya ke stasiun. Ia hendak berlibur bersama temannya. Jika imlek 2016 aku menunggu kedatangan seseorang sambil berbasah hujan dan menikmati kepiluan. maka, imlek 2017 aku mengantarkan kepergian dengan perasaan yang buncah. Stasiun kereta api masih sama. jalanan yang ruasnya hanya dua masih diambil paksa oleh becak yang menunggu penumpang. juga masih ada parkir motor ilegal yang memudahkan pengantar seperti aku. dan kantor ekspedisi tempatku berteduh du

Berkenalan dengan Motinggo Busye

Fatimah Chen Chen Ketika saya duduk di bangku SMP Ibu saya pernah menyebutkan nama seorang penulis, yaitu Motinggo Busye, jadi sejak SMP saya sudah tidak asing dengan nama beliau. namun Ibu saya mengatakan saya belum boleh membaca karya beliau. dan saya pun menurut. selanjutnya saya tidak pernah menjumpai atau berusaha mencari karya Beliau, namun saya selalu mengingat namanya. waktu berjalan. belasan tahun kemudian. saya menemukan Fatimah Chen Chen pada katalog sebuah toko buku onlen. ketika membaca nama penulisnya, seketika saya teringat nama Motinggo Busye dalam kenangan saya dan muncullah rasa penasaran. hingga seminggu kemudian Fatimah Chen Chen sampai di tangan saya. tepat sehari sebelum penghujung tahun. saya mulai membaca si akhir tahun 2016 dan selesai di awal tahun 2017. dan setelah saya selesai menbaca barulah saya tahu mengapa Ibu saya dulu melarang saya membaca karya Motinggo Busye. Fatimah Chen Chen memang terkesan seperti novel islami karena tokoh-toko

Menjadi Buku untuk Menjadi Guru

Aku suka buku, mereka memberitahuku banyak hal tanpa merasa lebih pintar, tanpa menggurui dan memandangku bodoh. Mereka tidak pernah marah ketika kemalasan datang dan akhirnya aku hanya melipat ujung halaman dan meletakkan mereka ditumpukan buku berhari-hari. Mengabaikannya. Walau kadang aku merasa sunghuh bodoh dan tidak tahu apa-apa setelah membaca buku namun sedikitpun aku tidak pernah merasa direndahkan oleh mereka. Sebaliknya, mereka meninggikanku tanpa lupa mengingatkan untuk selalu rendah. Mereka menerangkan langit hatiku dan menajamkan rasaku. Aku rasa buku memang contoh yang tepat untuk menjadi guru. Tidak pamrih dan tidak lelah memberi. Selamat Hari Guru Nasional 

Baju Baru dan Sahabat

www.pulsk.com 2016 adalah tahun dimana pasar berlomba-lomba memamerkan prodak mereka. Berbekal teknologi yang membuat dunia seakan berada dalam genggaman : gadget. Saya sadar, banyak sekali penggiringan opini yang bertujuan untuk komersial dan keuntungan. Seperti : krim wajah membangun mainset cantik itu berkulit putih, atau teh pelangsing membangun mainser seksi itu langsing. Padahal, kulit orang Indonesia adalah coklat sawo san sehat lebih baik dari pada langsing dengan obat-obat yang merusak organ. Latah, itu juga trend yang ada di Indonesia. Orang-orang berlomba-lomba menjadi hits. Hits yang seperti apa?. Seperti yang dibangun para pedagang dalam setiap promonya. Belanja baju baru yang lagi nge trend, kosmetik baru yang lagi naik daun. Pasar begitu mudahnya mempengaruhi gaya hidup masa kita. Tanpa sadar kitapun terjerat dalam pusaran beang kusut yang sebenarnya menguntungan mereka, pedagang itu. Sekali waktu, pernah saya pergi ke pusat perbelanjaan untuk menga

Garis Waktu - Fiersa Besari

Tidak perlu bersama selamanya. Selamanya itu terlalu lama. Seumur hidup saja. Untukku, itu sudah lebih dari cukup. tidak asing dengan nama Fiersa Besari namun juga tidak pernah menjumpai karyanya, musik maupun kata-kata. mungkin lebih tepatnya belum berusaha mencari tahu. buku ini aku mulai sewaktu malam minggu aku menghabiskannya di lapangan timur parkir delta plasa sembari duduk di sudut booth tempat kantorku membuka lapak. lalu selesai diatas motor saat menunggu antrian keluar area parkir yang sangat panjang. bukan cerita yang rumit, namun jujur, tidak mengada-ada dan mengalir dengan bahasa yang indah. berkisah tentang tokoh "aku" yang aku tebak adalah penulis sendiri dan perjalanan tokoh "aku" mengenal tokoh "kamu" lalu jatuh cinta, lalu kecewa, terluka, patah hati, terpuruk hingga bangkit lagi. dituturkan dengan plot yang teratur sehingga mudah dipahami. tidak banyak kata-kata, hanya beberapa paragraf di setiap bab yang mengga