ele·gi /élégi/ nomina (Kata Benda) syair atau nyanyian yg mengandung ratapan dan ungkapan dukacita (khususnya pd peristiwa kematian) Aldo, lelaki 27 tahun yang menyimpan elegi dalam hatinya. kematian dua orang yang dicintainya membuat rasa kehilangan menjadi momok yang menghantui hidupnya. Dua tahun sudah Aldo menghindari segala bentuk hubungan yang melibatkan perasaan semata hanya karena tidak ingin lagi merasakan kehilangan. Aldo kerap kali cuek terhadap hubungan apapun yang dijalaninya, membiarkan hubungan itu berjalan lalu meninggalkan begitu saja, tanpa perduli perasaan orang lain yang terlibat di dalamnya. Pertemuannya dengan Jenny, pembuat roti di caffee yang menyewa jasanya sebagai food photograper membuatnya lagi-lagi terlibat pada sebuah hubungan tanpa status. Namun pertemuannya dengan Jenny juga menyadarkan Aldo akan perihal kesepian. Konflik yang diangkat dalam cerita Elegi Rinaldo cukup akrab terjadi di sekitar saya, bahkan saya pun pernah mengalaminya
Kau tahu, perempuan itu makhluk kepastian. Kepastain dalam segala hal. Kepastian warna lipstick baru mereka benar-benar pas, kepastian diskon baju merk yang mereka inginkan, kepastian kekasihnya menjemput pukul sekian, kepastian tujuan jalan, kepastian perasaan dan tentu kepastian sebuah hubungan. Sedangkan lelaki jarang berpikir demikian. mereka tentu saja ingin memberikan berbagai kepastian yang baik-baik pada wanitanya. tetapi hei, mereka membutuhkan waktu untuk segala kepastian yang kadang mereka sendiri tidak yakini. Dan jatuh cinta, bukan hanya perkara "kamu mau nggak jadi pacarku?". Lebih dari itu, kedewasaan akan membuat kita bersabar. status tanpa komitmen adalah bulshit. dan komitmen bukan hal yang pantas untuk dipermainkan. Dan jatuh cinta, tidak membuatmu abai terhadap masa lalunya. karena cinta adalah lubang yang membuatmu ingin sekali melihat keseluruhan tentang hidupnya ; lingkungannya, kesehariannya, kesukaannya, ketidaksukaannya, cita-citanya, dan ju